Senin, 31 Mei 2010

Pare Hutan di Parepare

WAH, kalau kita bicara sayuran, salah satu yang sangat popular dan disenangi oleh orang Bugis adalah "akkaju kambu paria", yaitu buah pare yang dibelah kemudian di tengahnya diisi dengan goreng kelapa, lalu diikat atau dibebat, dan direbus dengan santan. Rasanya, bukan main... pait-pait nyaman di lidah.
Pare, merupakan tumbuhan yang saat ini sudah dibudidayakan, baik di pekarangan rumah maupun di kebun-kebun, dan hasilnya yang untuk dapur sendiri atau untuk dijual ke pasar.



Tumbuhan menjalar yang menarik ini, berdasarkan literatur yang ada, ternyata diwakili oleh cukup banyak jenis, termasuk jenis-jenis liarnya. Salah satu jenis liar yang kami temukan, berukuran kecil, bau sedikit harum, dan buahnya berwarna kemerahan jika masak. Rasanya, ya seperti pare beneran, pait dong! Jika buah ini dibelah, tampak daging buah yang halus dan ada beberapa biji di dalamnya, kecil-kecil hitam, dengan daging selaput biji berwarna merah-darah. Ukuran panjang buah hanya sekitar 7-8 cm.


Gambar yang ditampilkan di sini, diambil di kebun kami di Bilalang, Lemoe (Parepare, Sulawesi Selatan), pada tanggal 9 Mei 2010. Tampaknya jenis pare liar ini perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan, paling tidak untuk menambah jumlah dan jenis bahan sayuran tradisional Indonesia. Menarik, kan? (anaye)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar