Selasa, 01 September 2009

Edan, Gundul Dulu Baru Berbunga

ANGGREK ini cukup dikenal, dan banyak dipelihara oleh penduduk di kampung-kampung, biasanya ditempelkan di batang-batang pohon atau di gantung dalam pot-sabut-kelapa. Memang, jenis anggrek ini, cukup mudah didapatkan di hutan-hutan di Pinrang, Enrekang, Polewali, Mamasa dan sebagainya.


Ciri yang umum dari anggrek ini, ialah pada waktu-waktu tertentu menggugurkan daunnya, alias jadi "gundul" - pada saat itu, justeru bunganya mulai bermunculan. Ketika daun sedang rimbun, malah bunga sukar muncul. Secara alami, kelihatannya musim kemarau menjadi pemicu munculnya bunga. Anggrek ini, termasuk jenis yang dekat sekali dengan kehidupan tradisional orang-orang Bugis, yang setelah "kering, baru kreatif" - (teori apaan nih!), harus gundul dulu baru muncul bunga... duh edan...! Jadi namanya, barangkali sebaiknya memang:
anggrek edan, he he he!

Anggrek ini mempunyai batang yang berbuku-buku, panjang batang dapat mencapai 150 cm, dengan fisik yang kurus, sehingga terpaksa tampil menggelayut ke bawah... tidak bisa tegak. Secara umum, daun bersusun menyamping kiri-kanan, hijau, dengan ukuran sekitar 20 x 8 cm, dan biasanya tumbuh di sepanjang batang. Cikal bakal bunga muncul pada buku-buku batang, biasanya dekat-dekat di ujung batang, dan bunga yang didukung oleh tangkai bunga antara 8-35 kuntum. Bunganya berwarna keputihan-pink, dengan bagian tengah tampaknya lebih berwarna keunguan. Ukuran bunga lumayan besar, sekitar 6 cm diameternya, dan tahan mekar sampai dengan 20 harian.

Sejauh ini tidak pernah saya dapatkan nama lokal jenis anggrek ini disebut-disebut, orang hanya menyebutnya anggrek, termasuk di lingkungan orang Bugis - tapi apa betul kita yang senang anggrek ini benar-benar tahu membedakan antara "anggrek", dan yang "bukan anggrek"?

Anggrek yang ditampilkan di sini, adalah anggrek hutan yang sudah lama dikenal sebagai tanaman hias oleh penduduk di desa-desa, yang oleh para ilmuwan diberi nama
Dendrobium anosmum, Orchidaceae. (anaye ais)
Notes: for Buginese Fauna please see Daily Green Notes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar